
Ny. Hj. Utje Ch. Suganda, S.Sos selain dikenal sebagai sosok Ibu Negara Kabupaten Kuningan juga dikenal sebagai Ketua TP. PKK Kabupaten Kuningan, Ketua PMI Kabupaten Kuningan, Ketua K3S Kabupaten Kuningan, Pelindung GOW Kabupaten Kuningan, Ketua Dewan Penasehat Granat Kabupaten Kuningan, juga sebagai Penanggung jawab Majalah Triwulanan Empati.
Untuk memperingati Hari Kartini pada bulan April ini, crew Majalah Purbawisesa berhasil mewawancarai disela-sela kesibukannya, beliau merupakan pigur Kartini baru di masa millennium ini, banyak sudah hasil yang menjadi karyanya sebagai upaya pemberdayaan dan emansipasi perempuan di Kabupaten Kuningan tercinta. Berikut ini adalah hasil petikan wawancara yang telah kami lakukan:
Bisa Ibu ceritakan kegiatan atau aktivitas rutin sehari-hari sebagai Ibu Negara sekaligus individu yang multi fungsi?
Kegiatan rutin yang dilakukan pastilah mendampingi Bapak dalam tugas kenegaraan tapi selain itu juga menjalankan tugas organisasi yang saya pimpin, kesemuanya dapat dilaksanakan tanpa saling tumpah tindih karena telah dibuat jadual kegiatan program kerja, baik jangka menengah maupun jangka panjang, dan adanya prioritas aktivitas yang pentinglah yang didahulukan, Insya Allah semuanya dapat berjalan lancar. Dengan memahami tanggung jawab pekerjaan berarti harus siap dengan konsekuensi yang terjadi dan ingat jangan sampai melupakan keluarga karena dengan adanya keharmonisan keluarga akan membuat kita enjoy bekerja, dengan enjoy bekerja maka rasa lelah, cape dan bosan akan hilang dengan sendirinya.
Dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan apakah suka menghadapi kendala? Dan bagaimana menyikapinya?
Salah satu kebiasaan bawaan saya sejak kecil adalah tepat waktu dalam setiap kegiatan dan alhamdulilah sampai sekarang kebiasaan itu masih saya pegang. Tapi kadang-kadang budaya ngaret masih suka terjadi di masyarakat kita, cara menyikapinya adalah dengan mengedepankan toleransi terhadap pelaku-pelaku sosial yang terpenting kita tetap “tepat waktu” dan alhamdulilah di Tahun ke 7 mendampingi Bapak memimpin Kuningan para pelaku sosial sudah memahami kebiasaan saya ini.
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi, saya senantiasa menciptakan komunikasi dua arah secara interaktif, sehingga menghilangkan rasa minder, canggung, ataupun takut dan semua hal yang mengakibatkan komunikasi terhambat bagi orang yang diajak berkomunikasi. Cara lain yang saya lakukan dalam menjalin komunikasi adalah dengan teknik jemput bola artinya sayalah yang banyak mengontak mereka baik itu meminta laporan ataupun evaluasi kegiatan sehingga memunculkan keterbukaan jangan merasa gengsi pemimpin mengontak duluan karena rasa gengsi akan membuat batasan.
Cita-cita Ibu sejak kecil?
Saya terlahir dari keluarga yang bekerja di bidang medis, Ibu saya adalah seorang Bidan di Rumah sakit PMI Bogor dan juga sebagai Guru Sekolah Perawat, dan Bapak adalah Perawat Kesehatan Jiwa disebuah Rumah Sakit Jiwa di Bogor. Bapak sampai pensiun di Dinas Kesehatan Kota Bogor sebagai Kabag Keuangan. Sehingga karena pengaruh orang tua membuat saya bercita-cita ingin jadi Dokter, tetapi ketika menginjak bangku SMP cita-cita mulai berubah ingin menjadi guru, hal ini terjadi karena saya sangat mengidolakan salah satu pigur guru dan hal itu semakin kuat ketika saya duduk dibangku SMA, banyak orang dekat baik itu keluarga, teman ataupun guru saya sendiri pada waktu itu bilang saya cocok jadi pendidik, juga pernah ikut psikotest disarankan jadi pendidik.
Meskipun sekarang saya bukan guru tapi jiwa pendidik saya terus melekat, karena guru menurut saya adalah penerang dalam kegelapan, mau berbagi ilmu mengentaskan kebodohan.
Bisakah Ibu menceritakan Suka dan duka dalam setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan?
Alhamdulillah dalam setiap kegiatan saya lebih banyak sukanya, hal ini bisa terjadi karena dalam setiap bekerja saya selalu riang, enjoy dan selalu all out, yaitu memberikan yang terbaik, Insya Allah seberat apapun pekerjaan itu akan terasa ringan jika didasari hal-hal yang tadi saya sebutkan. Kalau duka, hampir tidak pernah ada.
Momen atau karya apa yang paling berkesan selama Ibu bekerja?
Saya tidak mau takabur atau menyombangkan dengan karya yang telah saya perbuat, biarkan orang menilai akan hasil karya saya, kalau orang banyak mengatakan puas maka hati sayapun akan bersyukur dan bahagia. Tapi yang jelas saya selalu merasa belum puas dalam memberi dan membahagiakan orang lain, tidak hanya berhubungan dengan materi tetapi juga dengan perhatian.
Bisakah Ibu berbagi Kiat dalam mendidik anak sehingga anak-anak Ibu berhasil dalam karier ataupun keluarga?
Tidak ada kiat khusus dalam mendidik anak tapi dari pengalaman saya dalam mendidik anak ada beberapa nilai yang harus ditanamkan kepada anak semenjak kecil yaitu Pertama, membentuk persepsi bahwa uang adalah bukan segala-galanya dalam hidup. Kedua, berikan kepercayaan kepada anak sehingga mereka mempunyai rasa tanggung jawab baik terhadap keluarga ataupun lingkungan masyarakat. Ketiga, Tanamkan Ahlakul Karimah sesuai dengan ajaran agama Islam. Keempat, berikanlah contoh perbuatan yang baik kepada anak karena orang tua adalah cermin bagi anak-anaknya. Kelima, berikanlah Reward dan Punishment yang jelas pada anak. Keenam, Ciptakanlah komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Ketujuh, Didiklah anak dengan metode pendekatan terhadap karakter masing-masing individu karena tiap anak pasti mempunyai karakter yang berbeda. Kedelapan, jangan saling ketergantungan antara suami dengan istri tetapi harus menjadi teamwork, dari pengalaman kami adalah kuantitas dipihak istri tetapi kualitas dipihak suami, jadi adanya keseimbangan.
Pendapat Ibu tentang Kuningan sekarang bagaimana?
Alhmadullah menurut hemat saya Kabupaten Kuningan sudah banyak perubahan tentunya kearah yang lebih baik, baik sumber daya manusia, infrastruktur, pertumbuhan ekonomi dan lainnya tapi alangkah lebih objektif kalau yang ditanya adalah masyarakat karena merekalah objek pembangunan selama ini.
Bisa Ibu memberikan masukan tentang pembangunan Kuningan yang belum dicapai saat ini?
Yang saya tahu Bapak ingin membangun Kuningan lebih daripada apa yang ada sekarang, tapi karena kemampuan PAD Kuningan terbatas jadi baru seperti inilah Kuningan, walau tetap Bapak melakukan terobosan–terobosan untuk melaksanakan pembangunan di Kabupaten Kuningan yang kita cintai ini, masukan dari berbagai lapisan masyarakat kepada saya melalui berbagai institusi yang saya pimpin seperti PKK, PMI, K3S, dll menjadi masukan untuk Bapak mengenai apa dan bagaimana Kuningan ini, yang kurang ditambah, yang sudah ada disempurnakan.
Apa harapan Ibu yang ingin diwujudkan di Kuningan ini?
Saya selalu bercita-cita setinggi langit tapi tetap harus sadar diri dengan kemampuan, mungkin yang belum terlaksana adalah pendirian Panti Jompo di Kabupaten Kuningan, meskipun arah ke cita-cita tersebut sekarang lagi dirintis, mudah-mudahan berkat do’a masyarakat Kuningan semuanya dapat terkabul karena ini untuk kepentingan umum.
Apa yang menjadi motto hidup Ibu?
Motto hidup saya adalah “Memberi itu adalah sebuah keindahan terutama bisa memberi kebahagiaan terhadap orang lain selain itu musuh satu terlalu banyak teman seribu terlalu sedikit”
Apa yang bisa Ibu sampaikan untuk memaknai Hari Kartini di bulan April 2010 ini, serta menurut Ibu upaya apa yang harus dilakukan pemerintah beserta stake holdernya agar setiap orang bisa memaknai hari Kartini terutama dalam peningkatan emansipasi perempuan?
Alhamdulilah menurut apa yang saya lihat, peningkatan emansipasi perempuan adalah cita-cita mulia R.A. Kartini jadi untuk memaknai Hari Kartini adalah bagaimana kita menyikapi tentang emansipasi perempuan terutama di Kuningan ini. Pemerintah Pusat maupun daerah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk penyetaraan gender tinggal dikembalikan kepada kaum perempuan untuk membuktikan kapasitas mereka sendiri, apakah bisa memanfaatkan fasilitas yang ada atau tidak, ada kemauan untuk maju atau tidak. Jembatan emansipasi perempuan bisa dilihat dari banyaknya organisasi perempuan yang tergabung dalam GOW, dll.
Namun patut diperhatikan untuk kaum perempuan agar selalu ingat akan kodratnya dengan mengutamakan kepentingan keluarga dahulu dan membuat komitmen dengan suami untuk memulai berkarier.
Kesan dan Pesan apa yang ingin Ibu sampaikan untuk masyarakat Kuningan terutama untuk kaum perempuannya?
Kesan saya untuk Perempuan Kuningan adalah apresiasi yang tinggi terutama akan sifatnya yang pekerja keras baik dalam membina keutuhan keluarga ataupun dalam mendukung karier suami
Pesan saya, mari kita ciptakan kebersamaan dalam landasan rasa persaudaraan untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Kuningan khususnya.
Untuk Pemberdayaan Perempuan juga mari kita menjaga nilai-nilai persahabatan! Karena Persahabatan itu Indah !
Untuk memperingati Hari Kartini pada bulan April ini, crew Majalah Purbawisesa berhasil mewawancarai disela-sela kesibukannya, beliau merupakan pigur Kartini baru di masa millennium ini, banyak sudah hasil yang menjadi karyanya sebagai upaya pemberdayaan dan emansipasi perempuan di Kabupaten Kuningan tercinta. Berikut ini adalah hasil petikan wawancara yang telah kami lakukan:
Bisa Ibu ceritakan kegiatan atau aktivitas rutin sehari-hari sebagai Ibu Negara sekaligus individu yang multi fungsi?
Kegiatan rutin yang dilakukan pastilah mendampingi Bapak dalam tugas kenegaraan tapi selain itu juga menjalankan tugas organisasi yang saya pimpin, kesemuanya dapat dilaksanakan tanpa saling tumpah tindih karena telah dibuat jadual kegiatan program kerja, baik jangka menengah maupun jangka panjang, dan adanya prioritas aktivitas yang pentinglah yang didahulukan, Insya Allah semuanya dapat berjalan lancar. Dengan memahami tanggung jawab pekerjaan berarti harus siap dengan konsekuensi yang terjadi dan ingat jangan sampai melupakan keluarga karena dengan adanya keharmonisan keluarga akan membuat kita enjoy bekerja, dengan enjoy bekerja maka rasa lelah, cape dan bosan akan hilang dengan sendirinya.
Dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan apakah suka menghadapi kendala? Dan bagaimana menyikapinya?
Salah satu kebiasaan bawaan saya sejak kecil adalah tepat waktu dalam setiap kegiatan dan alhamdulilah sampai sekarang kebiasaan itu masih saya pegang. Tapi kadang-kadang budaya ngaret masih suka terjadi di masyarakat kita, cara menyikapinya adalah dengan mengedepankan toleransi terhadap pelaku-pelaku sosial yang terpenting kita tetap “tepat waktu” dan alhamdulilah di Tahun ke 7 mendampingi Bapak memimpin Kuningan para pelaku sosial sudah memahami kebiasaan saya ini.
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi, saya senantiasa menciptakan komunikasi dua arah secara interaktif, sehingga menghilangkan rasa minder, canggung, ataupun takut dan semua hal yang mengakibatkan komunikasi terhambat bagi orang yang diajak berkomunikasi. Cara lain yang saya lakukan dalam menjalin komunikasi adalah dengan teknik jemput bola artinya sayalah yang banyak mengontak mereka baik itu meminta laporan ataupun evaluasi kegiatan sehingga memunculkan keterbukaan jangan merasa gengsi pemimpin mengontak duluan karena rasa gengsi akan membuat batasan.
Cita-cita Ibu sejak kecil?
Saya terlahir dari keluarga yang bekerja di bidang medis, Ibu saya adalah seorang Bidan di Rumah sakit PMI Bogor dan juga sebagai Guru Sekolah Perawat, dan Bapak adalah Perawat Kesehatan Jiwa disebuah Rumah Sakit Jiwa di Bogor. Bapak sampai pensiun di Dinas Kesehatan Kota Bogor sebagai Kabag Keuangan. Sehingga karena pengaruh orang tua membuat saya bercita-cita ingin jadi Dokter, tetapi ketika menginjak bangku SMP cita-cita mulai berubah ingin menjadi guru, hal ini terjadi karena saya sangat mengidolakan salah satu pigur guru dan hal itu semakin kuat ketika saya duduk dibangku SMA, banyak orang dekat baik itu keluarga, teman ataupun guru saya sendiri pada waktu itu bilang saya cocok jadi pendidik, juga pernah ikut psikotest disarankan jadi pendidik.
Meskipun sekarang saya bukan guru tapi jiwa pendidik saya terus melekat, karena guru menurut saya adalah penerang dalam kegelapan, mau berbagi ilmu mengentaskan kebodohan.
Bisakah Ibu menceritakan Suka dan duka dalam setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan?
Alhamdulillah dalam setiap kegiatan saya lebih banyak sukanya, hal ini bisa terjadi karena dalam setiap bekerja saya selalu riang, enjoy dan selalu all out, yaitu memberikan yang terbaik, Insya Allah seberat apapun pekerjaan itu akan terasa ringan jika didasari hal-hal yang tadi saya sebutkan. Kalau duka, hampir tidak pernah ada.
Momen atau karya apa yang paling berkesan selama Ibu bekerja?
Saya tidak mau takabur atau menyombangkan dengan karya yang telah saya perbuat, biarkan orang menilai akan hasil karya saya, kalau orang banyak mengatakan puas maka hati sayapun akan bersyukur dan bahagia. Tapi yang jelas saya selalu merasa belum puas dalam memberi dan membahagiakan orang lain, tidak hanya berhubungan dengan materi tetapi juga dengan perhatian.
Bisakah Ibu berbagi Kiat dalam mendidik anak sehingga anak-anak Ibu berhasil dalam karier ataupun keluarga?
Tidak ada kiat khusus dalam mendidik anak tapi dari pengalaman saya dalam mendidik anak ada beberapa nilai yang harus ditanamkan kepada anak semenjak kecil yaitu Pertama, membentuk persepsi bahwa uang adalah bukan segala-galanya dalam hidup. Kedua, berikan kepercayaan kepada anak sehingga mereka mempunyai rasa tanggung jawab baik terhadap keluarga ataupun lingkungan masyarakat. Ketiga, Tanamkan Ahlakul Karimah sesuai dengan ajaran agama Islam. Keempat, berikanlah contoh perbuatan yang baik kepada anak karena orang tua adalah cermin bagi anak-anaknya. Kelima, berikanlah Reward dan Punishment yang jelas pada anak. Keenam, Ciptakanlah komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Ketujuh, Didiklah anak dengan metode pendekatan terhadap karakter masing-masing individu karena tiap anak pasti mempunyai karakter yang berbeda. Kedelapan, jangan saling ketergantungan antara suami dengan istri tetapi harus menjadi teamwork, dari pengalaman kami adalah kuantitas dipihak istri tetapi kualitas dipihak suami, jadi adanya keseimbangan.
Pendapat Ibu tentang Kuningan sekarang bagaimana?
Alhmadullah menurut hemat saya Kabupaten Kuningan sudah banyak perubahan tentunya kearah yang lebih baik, baik sumber daya manusia, infrastruktur, pertumbuhan ekonomi dan lainnya tapi alangkah lebih objektif kalau yang ditanya adalah masyarakat karena merekalah objek pembangunan selama ini.
Bisa Ibu memberikan masukan tentang pembangunan Kuningan yang belum dicapai saat ini?
Yang saya tahu Bapak ingin membangun Kuningan lebih daripada apa yang ada sekarang, tapi karena kemampuan PAD Kuningan terbatas jadi baru seperti inilah Kuningan, walau tetap Bapak melakukan terobosan–terobosan untuk melaksanakan pembangunan di Kabupaten Kuningan yang kita cintai ini, masukan dari berbagai lapisan masyarakat kepada saya melalui berbagai institusi yang saya pimpin seperti PKK, PMI, K3S, dll menjadi masukan untuk Bapak mengenai apa dan bagaimana Kuningan ini, yang kurang ditambah, yang sudah ada disempurnakan.
Apa harapan Ibu yang ingin diwujudkan di Kuningan ini?
Saya selalu bercita-cita setinggi langit tapi tetap harus sadar diri dengan kemampuan, mungkin yang belum terlaksana adalah pendirian Panti Jompo di Kabupaten Kuningan, meskipun arah ke cita-cita tersebut sekarang lagi dirintis, mudah-mudahan berkat do’a masyarakat Kuningan semuanya dapat terkabul karena ini untuk kepentingan umum.
Apa yang menjadi motto hidup Ibu?
Motto hidup saya adalah “Memberi itu adalah sebuah keindahan terutama bisa memberi kebahagiaan terhadap orang lain selain itu musuh satu terlalu banyak teman seribu terlalu sedikit”
Apa yang bisa Ibu sampaikan untuk memaknai Hari Kartini di bulan April 2010 ini, serta menurut Ibu upaya apa yang harus dilakukan pemerintah beserta stake holdernya agar setiap orang bisa memaknai hari Kartini terutama dalam peningkatan emansipasi perempuan?
Alhamdulilah menurut apa yang saya lihat, peningkatan emansipasi perempuan adalah cita-cita mulia R.A. Kartini jadi untuk memaknai Hari Kartini adalah bagaimana kita menyikapi tentang emansipasi perempuan terutama di Kuningan ini. Pemerintah Pusat maupun daerah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk penyetaraan gender tinggal dikembalikan kepada kaum perempuan untuk membuktikan kapasitas mereka sendiri, apakah bisa memanfaatkan fasilitas yang ada atau tidak, ada kemauan untuk maju atau tidak. Jembatan emansipasi perempuan bisa dilihat dari banyaknya organisasi perempuan yang tergabung dalam GOW, dll.
Namun patut diperhatikan untuk kaum perempuan agar selalu ingat akan kodratnya dengan mengutamakan kepentingan keluarga dahulu dan membuat komitmen dengan suami untuk memulai berkarier.
Kesan dan Pesan apa yang ingin Ibu sampaikan untuk masyarakat Kuningan terutama untuk kaum perempuannya?
Kesan saya untuk Perempuan Kuningan adalah apresiasi yang tinggi terutama akan sifatnya yang pekerja keras baik dalam membina keutuhan keluarga ataupun dalam mendukung karier suami
Pesan saya, mari kita ciptakan kebersamaan dalam landasan rasa persaudaraan untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Kuningan khususnya.
Untuk Pemberdayaan Perempuan juga mari kita menjaga nilai-nilai persahabatan! Karena Persahabatan itu Indah !

Tidak ada komentar:
Posting Komentar